Rangkaian Rak Bunga Berhenti
Petugas lelang mengambil seikat bunga matahari produksi Israel dan menjelaskan spesifikasinya. Greg Van Lottum, peserta no 1.889 memenangkan lelang karena menekan bel paling dahulu. Ia berani menawar bunga matahari itu 55 euro. Lewat mikrofon, ia memesan 10 ikat @ 50 tangkai. Proses transaksi bunga itu hanya berlangsung 4 detik. Sehari sebelum dilelang, segala jenis bunga berdatangan dari berbagai pelosok dunia: Australia, Cina, Israel, Kenya, Puerto Rico, Zimbabwe, dan Zambia rutin menjajakan bunga di pelelangan itu.
Truk kontainer 40 feet hilir mudik mengangkut bunga potong masuk pada sore hingga malam hari sebelum dilelang. Semua bunga potong ditampung dalam ruang berpendingin seluas 30.000 m2. Ruang tunggu itu sebagian kecil dari Aalsmeer Flower Auction yang luasnya 846.000 m2 atau 140 kali lapangan bola. Bagian lain ruang lelang, inspeksi, dan packing.
Di ruang tunggu itu, bunga matahari (helianthus) amat dominan dan membentuk hamparan kuning. Bunga helianthus itu salah satu favorit masyarakat Belanda. Kegiatan lelang dimulai pukul 06.30. Itu lantaran bunga yang akan dilelang mencapai 19-juta tangkai dan 2-juta tanaman pot. Sambil menunggu giliran dilelang, mutu bunga diperiksa oleh quality control. Hasilnya dicatat di formulir, lalu dicantelkan di rak.
Di kertas itu tercantum pula nama varietas, nama perusahaan, dan negara asal bunga. Ketika waktu lelang tiba, rak-rak bunga disusun di rel. Rak-rak kemudian bergerak masuk dalam ruang lelang. Di perusahaan raksasa itu terdapat 5 ruang lelang dengan 13 jam harga. Bunga potong menempati 4 ruangan dan 1 khusus tanaman pot. Setiap jam lelang hanya menjual jenis bunga yang sama setiap hari.
Proses Lelang
Di ruang pertama ada 3 jam lelang yang dipandu 3 petugas. Pembeli yang duduk seperti di bioskop dapat memilih jam lelang untuk berkompetisi. Bila berminat pada satu jenis bunga mereka sigap menekan tombol. Rak bunga yang mengalir masuk satu persatu dihentikan petugas lelang. Seikat bunga diangkat dan spesifikasinya dijelaskan kepada peserta lelang. Petugas lalu mengaktifkan jam lelang. Lampu lelang pun berputar turun dari angka 100 menuju 1. Angka itu menunjukkan harga. Ketika mencapai angka 55, Greg von Lottum menekan bel sehingga lampu harga berhenti. Nomor anggotanya, 1.889, muncul di jam sebagai pembeli bunga matahari dengan penawaran 55 euro. Lewat mikrofon pemilik kios Marja & Greg di Kattenburger, Amsterdam itu meminta 10 ikat bunga.
Semua proses transaksi langsung dicatat dalam komputer oleh asisten juru lelang. Varietas yang telah dilelang segera masuk ke ruang distribusi untuk ditempeli kupon kepemilikan. Selanjutnya ia diantar menuju ruang pengemasan milik peserta. Ada 300 pengusaha yang memiliki ruang khusus itu. Karena Greg tidak mempunyai ruang kemas, bunganya diantar langsung ke mobil. Pada saat yang sama “faktur” penjualan diproses. Demikian cepatnya proses lelang sehingga terjadi 1.500 transaksi/jam dari 1 jam lelang, atau 4 detik per transaksi. Setelah dikemas bunga untuk ekspor langsung terbang ke berbagai negara dan tiba di konsumen pada sore hari. Lebih 2.000 truk kontainer siap mengangkut bunga-bunga itu ke Bandara Schiphol atau langsung ke negara tujuan di Eropa.
Varietas Baru Yang Menjadi Tren Dunia
Dari auction itu tren bunga mendunia. Sebab, yang terlibat bukan hanya pekebun dan pembeli asal Belanda, tetapi juga dari mancanegara. Pelelangan itu menjamin setiap produk anggota terjual. Mereka tak ragu menjadi spesialis dan hanya menanam 1 jenis bunga. Dengan demikian pekebun terpacu untuk terus menghasilkan bunga jenis baru. Karena itulah setiap saat muncul varietas baru yang bisa mempengaruhi selera konsumen dan menjadi tren. Pada 2002 ini hortensia muncul dengan warna-warna baru.
Ada cokelat, putih, merah, dan biru gelap. Di pelelangan itu hortensia hadir sebagai bunga potong. Padahal di Indonesia sebagai penghias halaman dengan warna terbatas, pink dan biru. Bunga kalalili pun amat dominan karena menempati 5 jalur masing-masing 15 rak. Warna-warna zantedeschia itu pun unik-unik, kuning-cokelat dan ungu. Namun, mawar tercatat sebagai bunga dengan volume transaksi terbesar. Hampir semua warna ada, termasuk warna hijau, yang langka di Indonesia. Pada 2001, mawar yang terjual 1,67-miliar tangkai dari 300 varietas.
Gabungan 2 Pelelangan
Bloemenveiling itu milik koperasi pengusaha tanaman hias Belanda. Di koperasi itu bergabung 3.500 pengusaha yang bergelut dalam usaha bunga. VBA itu hasil merger 2 pelelangan, Bloemenlust dengan Centrale Aalsmeerse Veiling pada 1972. Semula luasnya hanya 88.000m2 kini mencapai 846.000m2 berukuran 800 m x 600 m. Ia salah satu bangunan komersial terluas di dunia. Keanggotaan terbuka bagi pekebun, pedagang grosir, eksportir, pedagang eceran, dan kaki lima. Greg van Lottum, pedagang kaki lima rutin membeli bunga di bloemenveiling itu. Sebab, “Harganya jauh lebih murah daripada di pusat bunga,” tutur pemilik toko bunga.
Pengusaha di luar Belanda pun terbuka menjadi anggota terdaftar. Dengan mendapat kartu anggota mereka dapat mengoperasikan meja lelang yang telah diset khusus. Mereka pun menjadi bagian dari 12.000 pekerja yang terlibat dalam usaha jual beli bunga. Proses lelang tadi dapat disaksikan pengunjung dengan membeli tiket seharga 4 euro. Semua kegiatan dalam rungan raksasa itu dapat dilihat dengan berjalan kaki melalui “jembatan” selebar 3 m, sepanjang 800 m. Bagian terakhir yang disaksikan ialah ruang pengepakan. Ruang itu tempat mengepak semua bunga untuk dikirim ke mancanegara. Bila berminat mengunjungi pelelangan itu, Anda dapat menggunakan bus hijau no 172 di depan Central Station di Amsterdam.