Buah nanas madu berbentuk bulat lonjong bersisik tergantung di tiang stainless steel di sebuah pasar swalayan di Pekanbaru, Riau yang menarik banyak pengunjung. Sosok besar, 1,5 kg dan warna kuning kehijauan membangkitkan selera makan siapa pun yang melihatnya. Rasa Buah nanas madu manis dan nyaris tanpa serat. Itulah nanas andalan TH Mix Farming yang dikembangkan di kebun nanas seluas 500 ha di Kualu, Kampar, Riau. Setidaknya 5.000 buah/hari dipanen dari lahan kebun nanas itu. Hasil panen dari perkebunan nanas itu singgah terlebih dulu ke “Rumah Nanas” nama gudang yang terletak di jalan raya Pekanbaru Bangkinang.
Di tempat itu para pedagang buah dari luar kota memilih dan menyeleksi nanas dengan kualitas yang diinginkan. Buah berkuncung itu diangkut ke atas truk. Setiap 3 hari sekali 2 sampai 3 truk berkapasitas 4 ton mengangkut nanas dikirim ke Padang, Medan, dan Batam. TH Mix Farming juga memasok ke beberapa pasar swalayan, seperti Gelael, Matahari, dan Ramayana. Meski dalam jumlah kecil, ia mengirim nanas untuk kebutuhan hotel berbintang dan pabrik roti di ibukota Bumi Lancang Kuning itu. Itu lantaran nanas yang diproduksi, “Ingin mencicipi nanas enak, di sini tempatnya,” ucap M Syifried Wahab, konsultan pertanian saat menemani peliputan Kami di Pekanbaru.
Nanas Makin Marak Dibudidayakan
Jarang orang yang tahu ada kebun nanas seluas 500 ha di Kampar itu. Soalnya, lokasi kebun agak jauh, sekitar 5 km dari Jalan Raya Bangkinang Pekanbaru setelah melewati jalan tanah berkelak-kelok. Hamparan hijau tampak jelas begitu memasuki pintu gerbang. Anggota Bromeliaceae itu ditanam rapi dalam petakan-petakan kecil, masing-masing berisi 2000 tanaman per ha. Jarak antar barisan 1,5 m dan antartanaman 50 cm x 70 cm. Masing-masing petak dipisahkan parit yang selalu tergenang air sedalam 1 sampai 1,5 m dari permukaan tanah. Konsep itu meniru perkebunan nanas di lahan gambut Kalimantan Barat. Menurut Suyatna, manajer kebun TH Mix Farming penanaman di lahan gambut perlu drainase yang baik agar buah bagus. “Kala penghujan nanas cenderung banyak mengandung air; kemarau kekurangan air sehingga buah asam,” katanya. Areal kebun nanas terbanyak berada di Desa Kuapan, Kecamatan Kualu, sekitar 232 ha. Di Desa Pulobirandang, Kecamatan Tambang ada 72 ha sudah berproduksi. Areal 40 ha lagi dimanfaatkan untuk peternakan sapi dan kolam ikan.
“Rencananya lokasi ini bakal dibuat konsep agrowisata,” ujarnya. Sebagian lahan masih proses pembuatan guludan yang diperkirakan selesai awal tahun ini. Pemandangan hijau di kebun yang terlihat sekarang ini kontras dengan kondisi sebelumnya. Semula lahan itu hanya disesaki semak belukar. Pertanaman nanas hanya dijumpai di Kualu, Kampar. Di sana selain TH Mix Farming, ada beberapa pekebun yang menanam nanas sekitar 1 ha. “Justru dibukanya kebun ini terinspirasi dari kebun seluas 1 ha itu,” tutur Suyatna. TH Mix Farming mengawali penanaman pada 1999.
Masyarakat di sana pun meresponnya, maka dibuatlah perkebunan nanas skala besar. Rencana itu baru terealisasi pada Januari 2002 dengan luas lahan sekitar 20 ha. Perluasan tanam terus dilakukan secara bertahap. “Beberapa waktu lalu kami membuka lagi 50 ha,” ujarnya. Sebanyak 120 tenaga ketja terserap untuk proyek itu. TH Mix Farming terbuka untuk umum. Siapa pun boleh datang ke sana. Mereka leluasa memetik dan makan nanas sepuasnya di tempat. Bahkan boleh membawa pulang sebagai buah tangan.
3 varietas Nanas Unggulan
Yang pertama kali dikembangkan TH Mix Farming adalah nanas tambang si ratu. Jenis itu salah satu varietas lokal asal Kualu yang sudah diperbaiki kualitasnya. Lantaran manis dan bersosok besar, bobot mencapai 1,5 kg, tambang si ratu cepat memikat hati konsumen. Selain tambang si ratu, 2 jenis unggul lain yang juga ditanam yakni si harum dan si molek. Meski nyaris sebesar tambang si ratu, jenis si harum mudah dibedakan dari saudaranya itu. Bobot si harum 1 sampai 1,5 kg. Ia mempunyai keistimewaan pada aromanya yang tajam. Aroma harum tercium bila kita melintas dekat tanaman. “Hampir sama seperti ketika berada di kebun durian,” kata Suyatna.
Itulah sebabnya ia diberi nama si harum. Sementara nama si molek disematkan pada nanas jenis ke-3 karena meski mungil tetap berpenampilan menarik, bobotnya 1 kg ke bawah. Kelebihan Ananas comosus itu pada rasa yang manis. Saking manisnya, tulang daging yang renyah terasa manis. Tingkat kemanisan ketiganya memang belum pernah diukur, tapi kandungan gizi sudah dicek di laboratorium. Keunggulan lain, kalau dimakan lidah tidak terasa perih. Daging pun tidak beserat. “Biasanya gigi akan ngilu dan serat tersangkut di sela-sela gigi,” ungkapnya.
Tembus pasar di luar Kampar
Kebun nanas TH Mix Farming menuai panen perdana pada awal tahun. Awal pemasaran terbentur kendala lantaran belum dikenal. Strategi yang dilakukan dengan “mendompleng” nama nanas kualu nanas lokal di Bangkinang. Promosi ke pasar swalayan pun dilakukan secara perlahan-lahan. Cara itu ternyata mendapat sambutan dari konsumen. “Membuat brand image ke konsumen memang susah-susah gampang. Namun, dengan menjaga kualitas dan rasa, konsumen bakal meminati produk kita,” kata Hendrik staf TH Mix Farming.
Buktinya, nanas berlabel TH Mix Farming tidak hanya dipasarkan di pasar swalayan di sekitar Pekanbaru, tetapi gaungnya hingga ke Padang, Medan, dan Kepulauan Riau. Di pasar swalayan si harum dibandrol Rp2.500/buah. Sementara si molek yang berbobot kurang dari 1 kg/buah Rp2.000/ buah. Harga tambang si ratu lebih tinggi, Rp3.500/buah. Maklum, bobotnya pun lebih besar, di atas 1,5 kg.
Antara Paun, Madu, dan Parigi
Masih ingat grup musik The Corrs? Kelompok asal Irlandia yang beken dengan lagu Irresistible itu digawangi 4 bersaudara Corrs: si sulung Jim dan 3 adiknya yang jelita. Tak melulu cantik, gadis-gadis Corrs punya kepiawaian masing-masing. Sharon, si penggesek biola; Caroline, penggebuk drum; dan Andrea, sang vokalis. Ingin seperti The Corrs, Kalimantan Tengah pun memperkenalkan 3 nanas unggul lokal dengan kelebihan masing-masing. Ketiga Ananas comosus itu ialah paun, madu, dan parigi. Nanas paun berkadar air tinggi, berukuran besar dengan bobot mencapai 2 sampai 3 kg per buah. Rasanya manis bercampur asam.
“Makanya meski banyak dijual segar di jalan-jalan kota Sampit menuju Palangkaraya, nanas paun lebih cocok diolah menjadi sirup dan selai,” tutur Ir Erwati RN, staf Dinas Pertanian Kabupaten Kota Waringin Timur. Penanaman pina sebutan di Spanyol paun terbanyak di Kecamatan Ba’amang terutama Kota Sampit, Kabupaten Kota Waringin Timur. Di kebun nanas madu itu anggota famili Bromeliaceae itu sudah lama dibudidayakan. Total penanaman di seluruh Kecamatan Ba’amang mencapai 500 ha. Itu lahan para pekebun dengan kepemilikan rata-rata 3 sampai 4 ha.
Kebun Nanas Di Lahan Yang Berpasir
Nanas madu banyak dikembangkan di Kabupaten Kapuas 8 jam perjalanan dari Kota Waringin Timur lewat darat. Ukuran buah lebih kecil ketimbang paun, tapi rasa manis dan kadar air sedikit. Makanya cocok untuk buah segar pelepas dahaga. Sayang, kebun nanas madu masih terbatas. Nun di sebuah desa di Kabupaten Barito Selatan, parigi-lah yang jadi nanas unggulan. Kualitas nanas parigi seperti madu kapuas yang manis dan kering.
Daging buah renyah seperti mengkonsumsi apel. Tekstur daging pun halus tanpa serat. Sayangnya, nanas parigi hanya ditanam pekebun kecil di hamparan lahan pasir. Total areal penanaman tidak lebih dari 10 ha. Yang mengherankan nanas parigi meski tumbuh di lahan pasir yang kandungan hara rendah mampu tumbuh subur. “Itu yang menjadikan parigi lebih unggul ketimbang madu kapuas,” kata Erwati RN.