Analisis Usaha Budidaya Ikan Gurame

  • 23 min read

Pujastuti Pujastuti

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perhitungan prospek budidaya ikan gurami di kelompok  Mina Lestari, Turus serta mengetahui biaya produksi, pendapatan dan sistem budidaya mana yang layak diusahakan antara budidaya dengan pemberikan makan ikan gurame dengan pakan alami dari dedaunan saja dan pakan alami dengan tambahan pellet.

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh anggota kelompok Mina Lestari yang melakukan budidaya ikan gurami dengan tujuan konsumsi sebagai responden sejumlah 9 orang petani ikan gurami yang menggunakan pakan alami dan 9 orang petani ikan gurami yang menggunakan pakan alami dengan tambahan pellet.

Dari hasil penelitian ini, dikeahui bahwa pendapatan usaha budidaya ikan gurami dengan pakan alami sebesar Rp. 20.646.048 dengan keuntungan sejumlah Rp. 3.137.718 dalam waktu 48 bulan atau 3 (tiga) kali panen. Sedangkan usaha budidaya ikan gurame dengan pakan tambahan pellet sebesar Rp. 11. 470.334 dengan keuntungan Rp. 5.675.855 dalam waktu 48 bulan atau 4 (empat) kali panen.Kelayakan usaha dilihat dari B/C ratio, produktifitas tenaga kerja dan produktivitas modalnya layak diusahakan..

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya bagi petani ikan gurami supaya dapat menjadi wacana dan acuan untuk memperbaiki sistem budidaya ikan gurami agar dapat meningkatkan hasil produksi ikan gurami.

Kata Kunci : Usaha budidaya ikan gurami, biaya produksi, pendapatan, kelayakan.

Full Text:

PDF

Refbacks

There are currently no refbacks.

Copyright (c)

PENDAHULUAN

Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian dan kelautan yang mempunyai peran penting sebagai pengerak kemajuan perekonomian nasional di Indonesia. Menurut (Gustano,2004), sepanjang periode tahun 1997 sampai dengan 2001 meningkat yaitu dari 19.05 kg per kapita per tahun menjadi 22.27 kg per kapita per tahun. Kecendrungan peningkatan konsumsi ikan juga akan terlihat pada tahun 2002 sampai tahun 2005 karena peningkatan setiap tahunnya sebesar 2,67%.

Ikan Gurame

Ikan Gurame (Osphronemus goramy) adalah spesies ikan air tawar yang berasal dari Asia Tenggara. Ikan ini hidup di sungai-sungai yang berbatu dan keruh, dan makan sebagian besar krustasea dan invertebrata. Ikan ini termasuk ke dalam keluarga Osphronemidae dan memiliki beberapa nama lain seperti ikan lele, ikan belut, atau ikan gabus.

Ikan gurame biasanya dapat ditemukan di daerah sungai, danau, atau waduk yang berada di kawasan tropis. Osphronemus goramy dapat mencapai ukuran panjang sekitar 80 cm, dan umumnya lebih kecil dari 50 cm. Ikan ini berwarna coklat kemerahan, dengan garis-garis hitam yang berjalan sepanjang tubuhnya.

Ikan gurame merupakan salah satu ikan air tawar yang paling populer di kawasan Asia Tenggara dan telah menjadi salah satu ikan konsumsi utama di Indonesia. Ikan gurame biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar, atau ditumis. Ikan gurame juga sering dikonsumsi sebagai ikan goreng atau ikan bakar.

Ikan gurame memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, bisa mencapai 1 meter. Ikan gurame jantan biasanya lebih besar dari pada ikan betina. Ikan gurame jantan juga memiliki sirip dorsal yang lebih panjang dari pada ikan betina. Ikan gurame memiliki warna tubuh yang cukup variatif, mulai dari warna hitam, coklat, hingga putih.

Ikan gurame adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan gurame sangat cocok untuk dibudidayakan karena ikan ini dapat hidup baik di air tawar maupun air payau. Ikan gurame juga cukup mudah dalam hal perawatan dan pakan.

Ikan gurame sangat populer di kalangan peternak ikan karena telah menunjukkan hasil yang cukup baik dalam budidaya. Ikan gurame juga cukup mudah didapatkan di pasar ikan, baik itu pasar ikan air tawar maupun pasar ikan air payau.

Siklus hidup

Osphronemus goramy memiliki siklus hidup yang unik. Ia hidup di air tawar dan air payau. Pada musim dingin, ia berpindah ke air payau, dan pada musim panas, ia berpindah ke air tawar. Di air payau, ia menetas dan berkembang biak. Pada musim dingin, ia berpindah ke air tawar, dan pada musim panas, ia berpindah ke air payau. Siklus hidup Osphronemus goramy ini berulang setiap tahun.

Habitat

Osphronemus goramy berada di air tawar yang berlumpur atau berbatu. Biasanya mereka hidup di sungai-sungai besar, danau-danau, dan rawa-rawa di daerah tropis dan subtropis. Pada musim dingin, mereka akan berpindah ke air tawar yang lebih dangkal dan air payau. Osphronemus goramy membutuhkan air dengan suhu antara 68,0° hingga 86,0° Fahrenheit.

Ikan ini akan memakan tumbuhan dan hewan, termasuk cacing tanah, katak, ikan, tumbuhan air, dan bahkan hewan mati. Habitat aslinya biasanya perairan yang ditumbuhi dengan vegetasi yang lebat.

Penyebaran

Osphronemus goramy adalah sejenis ikan air tawar yang hidup di aliran sungai di daerah Asia Tenggara. Ikan ini dapat dengan mudah ditemukan di seluruh Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

Tampilan dan ciri ikan gurame

Osphronemus goramy memiliki tubuh yang panjang dan berbentuk persegi dengan warna dasar putih perak. Ikan ini ditutupi oleh sekelompok bulu halus yang menyebar dari ujung kepala hingga ujung ekor. Pada bagian tubuhnya, ikan ini memiliki sejumlah garis horizontal yang berwarna gelap.

  • Ikan gurame memiliki corak warna seperti pita yang cukup menarik dan kepala datar serta memiliki moncong yang meruncing saat masih ikan masih remaja.
  • Memiliki garis-garis abu-abu-biru keperakan pada tubuhnya yang berwarna krem hingga kuning-emas.
  • Garis-garis tersebut menghilang seiring bertambahnya usia ikan, meninggalkan warna dasar krim di belakang, sementara beberapa spesies gurame akan berubah warna menghitam.
  • perbedaan gurami jantan dan betina terletak pada Bibir bagian bawah ikan gurame jantan akan lebih menonjol dibandingkan gurame betina.

Jenis Dan metode Dalam membudidayakan ikan gurame

Budidaya ikan gurame sendiri mempunyai beberapa macam, yaitu :

  1. Budidaya ikan gurame di kolam
  2. Budidaya ikan gurame di tambak
  3. Budidaya ikan gurame di kolam terpal

Diantara ketiganya, budidaya ikan gurame di kolam terpal adalah yang paling sering dilakukan oleh petani ikan gurame. Selain lebih mudah, budidaya ikan gurame di kolam terpal juga memberikan hasil yang lebih baik.

Budidaya ikan gurame di kolam terpal memang membutuhkan biaya yang cukup mahal, ketimbang budidaya ikan gurame di kolam ataupun di tambak. Hal ini dikarenakan pembangunan kolam terpal itu sendiri membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Namun demikian, investasi untuk pembangunan kolam terpal akan sebanding dengan hasil yang akan didapatkan nantinya. Selain hasilnya yang lebih baik, budidaya ikan gurame di kolam terpal juga akan lebih cepat dari pada budidaya ikan gurame di kolam ataupun di tambak.

Analisis Usaha ternak ikan gurame

Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 2 macam perikanan yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan laut dengan melakukan penangkapan ikan di laut selatan, Sedangkan perikanan air tawar atau perikanan darat dengan cara budidaya ikan di darat dengan menggunakan kolam dan karamba.

Luas kolam ikan pada tahun 2006 mencapai 27,09 hektar yang tersebar di seluruh kecamatan di kabuaten Kulon Progo dengan total produksi perikanan dari budidaya kolam tahun 2006 di Kulon Progo mencapai 1.928 ton. Pada Tahun 2006 jumlah pokdakan sebanyak 105 kelompok dan pada tahun 2007 Pokdakan bertambah hampir tiga kali lipatnya (www.Kedahulatan Rakyat,com).

Mina Lestari Turus merupakan salah satu kelonpok budidaya ikan yang ada di kabupaten kulon progo yang melkukan budidaya ikan gurami. Dalam kelompok mina lestari turus terdapat perbedaan cara budidaya ikan gurami dalam hal makanan ikan yang diberikan yaitu dengan menggunakan pakan alami saja dan menggunakan pakan alami dengan tambahan pellet.

Penelitian ini bertujuan untuk

  • 1. Untuk mengetahui sistem budidaya ikan gurami di kelompok Mina Lestari.
  • 2. Untuk mengetahui besarnya Biaya Produksi dan Pendapatan usaha ikan gurami yang diterima petani baik yang menggunakan pakan alami maupun yang menggunakan pakan pellet.
  • 3. Untuk mengetahui usaha budidaya gurami mana yang lebih layak antara yang menggunakan pakan tambahan dan yang tidak.

METODE PENELITIAN

Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan tempat penelitian di kecamatan Nanggulan diambil dengan Purposif (sengaja), penetuan Mina Lestari Turus di tentukan dengan Purposif (sengaja), pengambilan petani dilakukan dengan cara Sensus yaitu dengan mengambil seluruh anggota kelompok tani sebagai responden . Jumlah petani yang dijadikan sebagai responden patani yang melakukan budidaya ikan gurami dengan tujuan konsumsi sebanyak 9 orang petani dengan pakan alami dan 9 orang petani dengan pakan alami dan pellet.

Jenis Data dan Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan ada 2 macam yaitu :Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara terhadap sampel yang ada kaitannya dengan penelitian. Data yang diambil meliputi : Identitas petani sampel, kepemilikan kolam, biaya produksi, penggunaan pakan, pembelian bibit ikan, Alat-alat.

Data Skunder Yaitu data yang diperoleh yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini, seperti diperoleh dari Kantor Kabupaten Kulon Progo, Kantor Kecamatan Nanggulan, untuk mengetahui monografi wilayah

Teknik Analisis Data

a. Analisis Diskriptif

Dengan menggunakan analisis diskriptif yaitu dengan penjelasan uraian tentang budidaya ikan gurami yang dilakukan oleh kelompok budidaya ikan mina lestari .

b. Penerimaan usaha budidaya ikan gurami

Rumus yang digunakan dalam analisis usaha ternak ikan gurame:

$$ \mathrm{TR}=\mathrm{Py} . \mathrm{Y} $$

c. Pendapatan usaha budidaya ikan gurami

$$ \mathrm{NR}=\mathrm{TR}-\mathrm{TEC} $$

d. Keuntungan

$$ \begin{aligned} \Pi &=\text { TR-TC } \\ T C &=T C e x p+T C i m p \end{aligned} $$

4. Kelayakan usaha budidaya ikan gurami

Gross Benefit Cost ratio (Gross B/C )

$$ \text { Gross } B / C=\frac{T R}{T C} $$

Produktivitas tenaga kerja

$$ \text { Produktifitas Tenaga Kerja }=\frac{\text { NR }-\text { Biaya implisit selainTKDK }}{\text { Curahan HKO }} $$

Produktifitas Modal

$$ \text { Produktifitas Modal }=\frac{\text { NR }-\text { Biaya implisit selain bunga modal sendiri }}{\text { Biaya elesplisit }} $$

Biaya eksplisit

HASIL DAN PEMBAHASAN

cara dan sistem Budidaya ikan gurame

a. Persiapan kolam

Budidaya ikan yang diusahakan di kelompok budidaya ikan Mina Lestari Turus, Tanjungharo, Nanggulan dilakukan dengan menggunakan kolam permanen yang airnya berganti setiap saat karena tempatnya terdapat di bawah selokan utama yang airnya mengalir setiap saat. Kolam yang digunakan ada yang sudah dibagun menggunakan semen dan ada yang masih dai tanah.

Pembersihan kolam dilakukan setelah ikan gurami di penen, Pembersihan kolam dilakukan untuk menaikan lumpur dalam kolam yang terbawa air pada saat budidaya. Setelah kolam bersih dilakukan perbaikan kolam bila terdapat kerusakan dengan menambal kolam seperti: bocor, retak dan longsor tanahnya yang terbuat dari tanah.

Kolam setelah bersih dan diperbaiki kerusakannya, kolam didiamkan sehari sampai dua hari sambil di beri pupuk kandang dan garam baru kemudian kolam di isi dengan air sampai penuh. Kolam sudah siap di pakan untuk budidaya ikan gurami kembali.

Persiapan kolam sebelum bibit ikan gurami di tebar di kolam yang dilakukan antara kelompok budidaya ikan yang menggunakan pakan alami ataupun dengan tambahan pellet dalam penggunaan kolam tidak terdapat perbedaan sama sekali.

b. Penebaran bibit dalam kolam dan pemeliharaan

Setelah persiapan kolam, selesai kolam siap untuk digunakan untuk budidaya ikan gurami kemudian dilakukan penebaran bibit ikan gurami dalam kolam. Bibit yang di tebar dalam olam berumur 3-5 bulan atau 5-7 ekor per Kg. Ikan yang di tebar dalam kolam dibeli dari pedagang ikan maupun dari anggota kelompok Mina Lestari itu sendiri yang melakukan pembibitan ikan gurami. Harga pembelian ikan gurami dari pedagang ikan di ukur dalam satuan kilogram bikan per ekor baik kelompok budidaya ikan yang menggunakan pakan alami maupun pakan tambahan pellet.

Pemberiam pakan ikan dari dedaunan dilakukan setiap pagi dan sore hari, pakan berasal dari dedaunan hijau seperti: daun talas, daun pepaya, daun singkong ganja dan daun pepaya. Pakan ikan dari dedaunan di peroleh dari kebun mereka sendiri. Pemberian pakan alami antara kelompok pakan alami dan pakan tambahan pellet sama akan tetapi kelompok pakan alami pellet setiap memberi pakan dedaunan setiap sorenya di tambah dengan pellet sebagai pakan tambahan.

Pengairan dilakukan dengan mengontrol air yang masuk kolam yang diawasi setiap saat bila terdapat kotoran yang menyumbat jalan masuk. Pengontrolan pengairan dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan ikan akan tetapi pengontrolan pengairan tidak kontinue hanya bila terjadi masalah dalam pengairan. Dalam hal pengairan kolam yang dilakukan antara kelompok pakan alami dan pakan tambahan pellet sama tidak terdapat perbedaan.

Panen

Panen ikan gurame dilakukan setelah ikan mempunyai berat antara 0,8Kg sampai dengan 1Kg. Dalam kelompok Mina Lestari Turus budidaya ikan dengan pakan alami ikan di panen setelah 16bulan setelah ikan di tebar di kolam sedangkan kelompok pakan tambahan pellet ikan dapat di panen dalan waktu 12bulan setelah ikan di tebar dalam kolam, terdapat perbedaan waktu panen antara kelompok pakan alami dengan kelompok pakan tambahan pellet.

pemanenen ikan gurame

Panen dilakukan oleh pedagang ikan dengan sistim borongan semua ikan di ambil tidak ada yang di sisakan. Dalam pemanenan petani ikan gurami tidak mengeluarkan biaya sama sekali karena penangkapan ikan dalam kolam dan penimbangan ikan dilakukan oleh pedagang ikan gurami petani ikan hanya mengawasi saja. Dalam pemenenan sama tidak ada perbedaan dari keduan kelompok akan tetapi terdapat perbedaan dalam waktu ikan di penen.

Analisis biaya dan pendapatan

Biaya sarana produksi

Bibit ikan gurame

Bibit ikan gurami yang siap tebar di kolam pembesaran antara 3-5 bulan satu Kg berisi ikan 5-7 ekor ikan gurami. Tabel.1. menyajikan penggunaan benih ikan gurami di kelompok budidaya ikan Mina Lestari.

Bibit ikan gurami yang siap tebar di kolam pembesaran antara 3-5 bulan satu Kg berisi ikan 5-7 ekor ikan gurami.

Harga bibit ikan gurami di hitung dengan kiloan bukan perekor, dalam satu kilogram berisi ikan antara 3-6 ekor yang berusia antara 4-5 bulan dengan harga beli antara Rp.16.000 -Rp.19.000. Kebutuhan bibit pada budidaya ikan gurami dengan pakan alami sebesar 415,16 Kg dan total biaya sebesar Rp.6.914.952 sedangkan budidaya yang menggunakan pakan alami dan pellet kebutuhan bibit sebesar 346,84 Kg dan total biaya Rp.6.215.224.

Pupuk Kandang sebagai pakan plankton

Penggunaan pupuk kandang dilakukan supaya plankton dapat tumbuh kembali di dalam kolam setelah proses pembersihan dan pengeringan kolam. Plankton merupakan sumber makanan bagi ikan.

Kebutuhan pupuk pada petani pakan alami dengan pellet membutuhkan pupuk kandang dalam 4 kali panen dengan luas 250m3 membutuhan pupuk kandang sebesar 290,42 Kg dengan biaya sebesar Rp 154.209 sedangkan budidaya ikan dengan pakan alami kebutuhan pupuk kandangnya sebesar 408,36 kg dengan biaya Rp 204.182.

Tabel.1. Biaya penggunaan Bibit, Pupuk Kandang, Garam, Pakan Alami dan Pellet dalam usaha budidaya ikan gurami per musim konversi 250m dan 48 bulan

Garam

Garam pada budidaya ikan gurami yang dilakukan oleh kelompok budidaya ikan mina lestari di gunakan sebagai penetralisir air bila terlalu asam.

Kebutuhan pakan alami sebesar 8,51 kg dengan biaya Rp 17.015 sedangkan budidaya ikan gurami dengan pakan alami dengan pellet sebesar 9,36 kg dengan biaya Rp 18.729. Pada budidaya ikan dengan pakan tambahan garam yang dibutuhkan lebih banyak dari pada budidaya ikan dengan pakan alami, karena ikan dengan pakan tambahan pellet daya tahan ikan lebih rendah dari pada ikan dengan pakan alami.

Pakan Hijau atau Pakan Alami

Pakan alami merupakan makanan yang berasal dari tanaman hijau dan merupakan makanan pokok untuk ikan gurami. Pakan hijau yang diberikan kepada ikan gurami sebagai berikut daun talas, daun singkong, daun ketela, selain itu ada jenis pakan hijau yang digunakan sebagai obat bila ikan terserang suatu penyakit yaitu daun rondo semoyo.

Dapat dilihat, bahwa banyaknya pakan alami yang diberikan dalam 3 kali panen dalam luasan 250m3 pada ikan di kelompok pakan alami sebanyak 6370 ikat dengan harga per ikat Rp 1.000 shingga dengan total biaya totalnya Rp 6.370.467 Sedangkan pada kelompok petani pakan alami dan pellet dalam 4 kali panen dengan liasan yang sama pakan dedaunan yang diberikan sebanyak 3108 ikat jadi biaya totalnya Rp 3.108.086.

Pakan Tambahan Berupa Pellet

Pakan tambahan atau sering di sebut dengan pellet, adalah pakan yang dibuat dari berbagai jenis makanan yang dibutuhkan ikan gurami dalam bentuk butiran-butiran kecil.

Pada tabel.1. menunjukkan bahwa kebutuhan pakan tambahan pellet pada kelompok petani ikan dengan pakan alami dan pelletadalah sebanyak 18,17 Kg per musim panen dengan harga beli Rp 4.000 per Kg, jadi total biaya untuk pembelian pellet sebesar Rp 73.333. Pellet diberikan dengan tujuan supaya ikan dapat tumbuh dan berkembeng dengan optimal sehingga dapat di peroleh hasil panen yang maksimal dan waktu budidaya jauh lebih cepat.

Menunjukkan bahwa biaya pakan yang digunakan dalam budidaya ikan gurami yang menggunakan pakan tambahan pellet ataupun yang tidak, biaya terbesar di keluarkan oleh kelompok budidaya ikan yang menggunakan pakan alami daun sebesar Rp 6.370.467. Kelompok budidaya ikan yang menggunakan pakan tambahan pellet pengeluaran untuk pakan lebih kecil sebesar Rp 5.217.601. ini disebabkan karena budidaya ikan dengan menggunakan pakan alami kebutuhan makanan dari hijauan lebih banyak dan umur panen dalam satu periode lebih lama.

Rincian Penggunaan biaya dan ongkos tenaga kerja

Tenaga kerja sangat di butuhkan dalam karena sebagai kelancaran usaha budidaya ikan gurami dalam pembersihan kolam dan pemberian pupuk kandang . Upah tenaga kerja dalam sehari Rp 25.000 Tabel.2 Tenaga kerja luar keluarga dilakukan dalam pembersihan kolam.

Biaya tenaga kerja dalam keluarga terbesar dikeluarkan dalam pemberian makanan sebesar Rp7.326.717 ini dikarenakan pemberian pakan dilakukan setiap hari sehingga membutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Sedangkan biaya tenaga kerja dalam keluarga yang terkecil Rp 68.061 yaitu dalam pembersihan kolam karena pembersihan kolam dibantu dengan orang lain atau luar keluarga yang diupahkan.

Tabel.2. Penggunaan dan biaya tenaga kerja dalam keluarga di kelompok Mina Lestari Pakan

Alami dan pakan tambahan pellet konversi 250m dan 48 bulan

Tabel.3. Penggunaan dan biaya tenaga kerja luar keluarga di kelompok Mina Lestari Pakan

Alami dan Pakan Tambahan Pellet konversi 250m dan 48 bulan.

TKLK                 TKLK

Alami                      Alami dan Pellet

Tabel.3 menunjukkan bahwa kegiatan yang pembersihan kolam dalam kelompok pakan alami dan pellet adalah kegiatan yang paling banyak menyerap tenagga kerja luar keluarga. Disebabkan karena pembersihan kolam yang dilakukan banyak yang dikerjakan orang lain atau diupahkan karena pekerjaan petani ikan yang tidak memungkinkan untuk membersihkan sendiri.

Biaya tenaga kerja dalam keluarga terbesar dikeluarkan dalam pemberian pakan sebesar Rp 1.386.904.674 karena dilakukan setiap hari baik pakan dedaunan maupun pakan tambahan pellet dari tebar ikan sampai dengan panen, sedangkan yang terkecil dalam pemberian pupuk sebesar Rp 13.336 karena di bantu oleh orang lain yang diupahkan.

Biaya Lain-lain

Biaya lain lain dalam budidaya ikan gurami di kelompok budidaya ikan Mina Lestari Turus antara lain Iuran bulanan, Sewa lahan, Bunga Modal sendiri dan penyusutan alat.

Berdasarkan tabel.4. di bawah Biaya lain lain yang banyak penggunaanya yaitu biaya sewa kolam petani budidaya ikan pakan alami Rp 743.221 dan petani pakan alami dengan tambahan pellet Rp 499.996 Biaya sewa kolam budidaya ikan dengan pakan alami lebih kecil dari pada biaya sewa kolam dengan pakan alami dan pellet, Sebab kolam yang digunakan dalam budidaya ikan dengan pakan alami lebih luas sehingga sewanya lebih mahal.Biaya iuran yang di keluarkan lebih banyak petani pakan alami Rp 245.001 karena umur panen yang lebih lama sehingga iuran yang di bayarkan lebih banyak.

Tabel.4. Biaya lain-lain budidaya ikan kelompok Mina lestari Turus per musim konversi 250m

_________dan 48 bulan_____________________________________________________________

Alami                       Alami dan Pellet

Biaya penyusutan paling banyak dikeluarkan terdapat pada peralatan jaring yang dimiliki oleh kelompok budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet sebesar yaitu Rp.74.286

disebabkan karena harga pembelian jaring yang lebih mahal di bandingkan dengan peralatan lainya. Biaya penyusutan alat pada petani yang menggunakan pakan alami yang paling banyak terdapat pada sabit sebesar Rp.36.896 karena jumlah kepemilikannya sabit lebih banyak dan umur pemakaianya yang sudah lebih lama.

Total Biaya Produksi Budidaya Ikan Gurame

Biaya total produksi adalah keseluruham biaya yang digunakan selama proses budidaya ikan gurami dalam satu periode baik biaya eksplisit yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses budidaya ikan yang berupa uang maupun biaya implisit yaitu biaya yang tidak nyata dikeluarkan oleh petani budidaya ikan selama proses budidaya ikan.

Berdasarkan tabel.5. Biaya total produksi adalah hasil dari total penjumlahan biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit diantaranya yaitu pembelian bibit ikan, garam, pellet, TKLK, biaya penyusutan, biaya lain-lain.Biaya implisit yaitu pakan alami, pupuk kandang, TKDK, bunga modal sendiri.

Peneluaran terbesar adalah kegiatan pembelian bibit ika gurami . Pada kelompok petani pakan alami membutuhkan Rp 6.914.952 untuk membeli bibit ikan gurami, sedangkan kelompok petani pakan alami dan pellet, membutuhkan Rp 6.215.224

Dalam budidaya ikan gurami dengan pakan alami ini biaya implisit sebesar Rp 17.508.330 (66,99%) sedangkan biaya eksplisit yang dikeluarkan sebesar Rp 8.626.432 (33,00%), dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biata implisit yang dikeluarkan lebih besar dari pada biaya eksplisit.

Budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet biaya implisit yang dikeluarkan sebesar Rp 5.871.921 (38,25%) sedangkan biaya eksplisit sebesar Rp 9.476.968 (61,74%) ini berkebalikan dengan budidaya ikan dengan pakan alami karena lebih besar biaya ekslisit dari pada implisit disebabkan karena budidaya ikan gurami pakan tambahan pellet dari pembarsihan kolam sampai dengan pemberian pupuk diupahkan orang lain dan pakan tambahan pellet sehingga mengeluarkan biaya dalam pakan akan tetapi pakan alaminya sama tida membeli.

Tabel.5. Biaya total produksi dalam budidaya ikan gurami di kelompok mina lestari Turus per musim konversi 250m dan 48 bulan.

Biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) pada petani pakan alami lebih besar dari pada petani pakan tambahan pellet. Biaya TKLK palan alami sebesar Rp 629.650 (2,40%) dikarenakan kelompok petani pakan alami dalam pembersihan kolam membutuhkan TKLK lebih besar sehingga biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan pakan tambahan pellet.

Biaya tenaga kerja dalam keluarga lebih besar pada petani pakan alami sebesar Rp.7.294.814 di karenakan budidaya ikan menggunakan pakan alami dari persiapan kolam sampai dengan panen banyak di kerjakan sendiri.

Total Penerimaan

Penerimaan merupakan produksi yang dilhasilkan dikalikan dengan harga jual ikan gurami pada waktu panen ikan.

Tabel.6. Penerimaan Usaha Budidaya Ikan Gurami per musim konv 250m dan 48 bulan______

Alami                     Alami dan Pellet

Berdasarkan tabel.6. Menunjukkan perbedaan jumlah produksi yang dihasilkan akan tetapi harga jualnya sama. Pada budidaya ikan gurami dengan pakan alami umur panene lebih lama dari pada umur panen budidaya ikan menggunakan pakan alami dengan tambahan pellet.

Pada budidaya ikan yang menggunakan pakan alami dengan tambahn pellet dalam waktu kurang dari satu tahun dan maksimal satu tahun ikan gurami sudah dapat di panen untuk konsumsi yang beratnya mencapai 0,8 Kg sampai dengan 1 Kg karena di beri tambahan pakan pellet sehingga pertumbuhan ikan lebih cepat dan dapat maksimal.

Sedangkan budidaya ikan menggunakan pakan alami panen baru dapat dilakukan setelah 15 bulan sampai dengan 18 bulan untuk siap di konsumsi. Harga jual ikan gurami lebih stabil dari pada ikan lainya, harga cenderung naik dari waktu kewaktu.

Pendapatan dan keuntungan Dari Beternak Ikan Gurame

Pendapatan adalah penerimaan usaha budidaya ikan gurami selama satu periode atau semusim yang dikurangi denganbiaya total eksplisit. Keuntungan adalah penerimaan usaha taniselama satu musim budidaya yang dikurangi dengan biaya total atau semua biaya baik eksplisit maupun implisit.

Tabel.7. Pendapatan dan keuntungan usaha budidaya ikan gurami dalam semusin konversi 250m dan 48 bln

Berdasarkan tabel.7 Pendapatan petani budidaya ikan dengan pakan alami dalam 3 musim atau 48 bulan dengan luas 250m3 adalah Rp 20.646.048 sedangkan petani budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet adalah Rp 11.547.776 ini disebabkan karena pengeluaran biaya eksplisit sehingga penerimaan yang di peroleh petani ikan dengan pakan alami lebih besar.

Tabel 7. Keuntungan yang di peroleh petani budidaya ikan dengan pakan

tambahan pellet lebih besar dari pada petani budidaya ikan dengan pakan alami yaitu Rp 6.646.938 petani ikan gurami dengan pakan tambahan pellet sedangkan Rp 5.632.569 petani budidaya ikan gurami dengan pakan alami, ini disebabkan biaya implisit petani dengan pakan alami lebih besar.

Analisis kelayakan usaha budidaya ikan gurami

1. B/C (Benefit-Cost ratio)

Analisis B/C untuk mengetahui kelayakan suatu usaha yang dapat dinyatakan layak atau tidak bila dinilai dengan B/C. Usaha dapat dinyatakan layak bila B/C yang diperoleh lebih dari satu. Tabel.27. Menyajikan analisis kelayakan budidaya ikan gurami di kelompok mina lestari turus dengan B/C.

Tabel.8. Analisis B/C usaha budidaya ikan gurami di keliompok mina lestari dalam 48 bulan Usaha  Alami  Alami dan Pellet

Petani yang menggunakan pakan tambahan pellet lebih layak bila dibandingkan dengan petani dengan pakan alami, hal itu karena nilai B/C usaha budidaya ikan gurami pakan tambahan pellet nilainya 1.46 sedangkan yang dengan pakan Alami nilainya 1.23artinya usaha budidaya ikan gurami dengan pakan tambahan pellet setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan manfaat sebesar Rp 1.46, sedangkan untuk petani dengan pakan alami setiap Rp 1 biaya yang di keluarkan mendapatkan manfaat sebesar Rp 1.23.

Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan pendapatan dalam usaha budidaya ikan gurami, Pengukuran produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan membandingkan nilai produktivitas dengan upah, dikatakan layak bila nilai produktivitas lebih besar dari upah tenaga kerja.

Tabel.9. Produktivitas tenaga kerja usaha budidaya ikan gurami dalam 48 bulan

Berdasarkan tabel.9 Nilai produktifitas tenaga kerja petani budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet lebih besar di bandingkan dengan petani budidaya ikan dengan pakan alami yaitu: 142.679 untuk petani pakan pellet dan 44.416 untuk petani pakan alami.

Berarti bahwa setiap HKO tenaga kerja petani dengan pakan tambahan pellet menghasilkan pendapatan Rp 142.679 dan untuk setiap HKO tanaga kerja petani pakan alami menghasilakan pendapatan Rp 44.416. Budidaya ikan gurami dengan pakan alami dan alami dengan pellet keduanya layak diusahakan karena produktifitas tenagga kerjanya lebih dari upah buruh sebesar Rp 25.000.

Produktivitas Modal

Produktivitas modal kemampuan modal yang di tanamkan dalam suatu usaha budidaya ikan gurami yang dapat memberikan pendapatan.

Tabel.10. Produktivitas Modal Usaha budidaya ikan gurami kelompok Mina lestari Turus permusim.

Berdasarkan tabel.10 produktivitas modal antara petani budidaya ikan yang menggunakan pakan alami dengan petani budidaya ikan yang menggunakan pakan tambahan pellet keduanya layak di usahakan karena memiliki produktivitas modal lebih tinggi dari bunga tabungan Bank BRI sebesar 2 persen pertahun.

Produktivitas moda petani dengan pakan alami lebih randa sebesar 0,78 permusim dan petani dengan pakan tambahan pellet sebesar 1,09 permusim. Artinya adalahbahwa dari Rp 1 yang di keluarkan oleh modal dapat menghasilkan tambahan sebesar Rp 0,78 petani pakan alami dan Rp 1,09 pakan tambahan pellet. .

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Budidaya ikan gurame memiliki banyak keuntungan, mulai dari segi ekonomi, kesehatan, hingga social. Dari segi ekonomi, budidaya ikan gurame sangat menguntungkan karena ikan gurame termasuk ikan yang bernilai tinggi. Harga ikan gurame per kilogram bisa mencapai Rp. 200.000, -. Selain itu, biaya untuk memelihara ikan gurame relatif kecil.

Dari segi kesehatan, ikan gurame mengandung banyak protein, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Ikan gurame juga kaya akan kandungan omega-3, yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

Kandungan omega-3 juga bermanfaat untuk mencegah stroke dan serangan jantung. Dari segi social, budidaya ikan gurame dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ikan gurame dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Usaha ternak ikan gurame memiliki prospek yang bagus. Ikan gurame banyak dibeli oleh hotel, restoran, dan rumah makan. Harga ikan gurame per kilogram bisa mencapai Rp50 ribu. Jika Anda bisa menjual ikan sebanyak 10 kilogram per hari, maka Anda bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp500 ribu per hari.

Dari hasil penelitian dan analisa usaha budidaya ikan gurame diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  • Usaha budidaya ikan gurami dengan pakan alami masih dikelola secara tradisional belum menerapkan teknologi yang ada sedangkan usaha budidaya ikan gurami dengan palan tambahn pellet sudah mulai menggunakan teknologi pakan pellet yang lebih baik supaya ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
  • Pendapatan budidaya ikan dengan pakan alami yaitu Rp 20.646.048 dalam waktu 48 bulan dan pendapatan dalam satu musim Rp 6.882.016 sedangkan untuk budidaya ikan dengan pakan alami Rp 11.470.334 dalam waktu 48 bulan dan pendapatan dalam satu musim Rp 2.867.580.
  • Usaha budidaya ikan gurami yang menggunakan pakan alami maupun yang menggunakan palan tambahan pellet keduanya layak diusahakan karena berdasarkan analisis produktivitas modal, produktivitas tanagga kerja dan B/C .

Saran

  • 1. Budidaya ikan gurami dengan menggunakan pakan alami berpindah ke budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet, karena hasilnya budidayanya lebih baik dan waktu panenya ikan gurami lebih cepat sehingga perputaran modalnya lebih cepat sehingga produktivitas modal dan produktivitas tenaga kerjanya lebih baik.
  • 2. Perlu diadakan perubahan sistem budidaya tradisional dari pakan alami untuk berpindah ke budidaya ikan gurami yang lebih baik dengan berpindah ke budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet, karena budidaya ikan dengan pakan tambahan pellet lebih baik dan kelayakanya lebih baik..

Pertanyaan seputar budidaya ikan gurame

Berapa lama waktu panen ikan gurame?

Ikan gurame sendiri memiliki waktu panen yang cukup cepat. Ikan gurame biasanya siap untuk dipanen ketika berusia sekitar 4-6 bulan. Namun demikian, ada juga ikan gurame yang siap untuk dipanen lebih cepat dari waktu yang disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kondisi ikan gurame sebelum memutuskan untuk memanennya.

Berapa modal untuk ternak ikan gurame?

Modal yang dibutuhkan untuk usaha ternak ikan gurame cukup terjangkau. Anda bisa memulai usaha ini dengan modal sebesar Rp 10 juta. dengan modal sebesar itu, Anda sudah bisa membangun kolam ikan seluas 10 meter persegi dengan kedalaman 2 meter.

Apakah ikan gurame perlu air mengalir?

Ikan gurame perlu memiliki air yang mengalir agar tetap sehat. Hal Ini karena mereka membutuhkan air beroksigen untuk bernafas. Jika air kolam gurame tidak mengalir, ikan tidak akan bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan dan akhirnya akan mati.

Berapa kali memberi makan ikan gurame dalam satu hari?

Ikan gurame dewasa membutuhkan pasokan nutrisi sekitar 2-3% dari berat tubuhnya setiap hari. Pemberian makan ikan gurame dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Sedangkan Ikan gurame remaja atau yang sedang tumbuh biasanya akan membutuhkan lebih banyak pasokan nutrisi, sekitar 5-10% dari berat tubuhnya setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 1996. Usahatani Cabai Merah Yang Berhasil. CV. ANEKA (anggota IKAPI), Solo.

Gilarso, T. 1993. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro Jilid 1. Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana. 2005. Ikan Gurami pembenihan dan pembesaran. Kanisius, Yogyakarta.

Soekartawi. Dillion, john. L. hardaker, j.Brian dan Soeharjo, A. 1986. Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani kecil. Universitas Indonesia (ui-pres), Jakarta.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Susanto, H. 1989. Budidaya ikan Gurami. Kanisius, Yogyakarta.