Cara menyilangkan euphorbia

  • 3 min read

Kang sapaan Kang Chien Chung selektif menggunakan indukan. Tak hanya penampilan bunga yang diperhatikan, pun sifat tanaman. Contohnya untuk mendapatkan sosok tanaman yang kompak, ia memilih indukan small word. Sementara untuk memperoleh warna dan motif tertentu, ia hanya bereksperimen. “Jika menginginkan bunga merah saya menggunakan indukan merah cerah, begitu pula warna lain,” tutur pengusaha valuta asing itu kepada Trubus saat ditemui di kebunnya. Kang tidak patah arang jika warna dan motif yang diinginkan belum terwujud. Tanaman itu disilangkan dengan bunga lain. Sebuah tanaman bisa terjadi lebih dari 2 kali persilangan. Karena menyukai euphorbia mini, ayah 2 anak itu banyak menggunakan jenis-jenis mini sebagai indukan. Supaya silsilah tanaman jelas setiap tanaman diberi nomor.

Pemilihan induk

Lazimnya hobiis di Indonesia mengandalkan angin dan serangga sebagai agen. Penyerbukan alami itu tidak diketahui asal-asul indukan. Silangan baru bisa dirakit dengan menggunakan indukan sesuai selera. Toh, “Penyilangan buatan relatif gampang dan sederhana. Lantaran euphorbia termasuk bunga sempurna, dalam tiap bunga terdapat benang sari dan putik,” ungkap Kang. Berikut yang harus diperhatikan saat penyilangan:

  1. Euphorbia memiliki masa subur. Pukul 10.00 sampai 14.00 saat tepat untuk penyerbukan. Ciri euphorbia siap dibuahi jika kepala putik segar, bengkak, dan jika dipegang terasa lengket.
  2. Pisahkan dengan tanaman lain supaya tidak dibuahi benang sari lain. Kang menyediakan petakan khusus berukuran 1 m x 1 m berpagar dinding setinggi 1,5 m dan beratap jaring. Beruntung lokasi kebun Kang di atas dak, lantai 6 sehingga jarang didatangi serangga.
  3. Tempelkan benang sari ke kepala putik. Lakukan berulang-ulang supaya benangsari melekat di putik. Cotton bud atau kuas tak dipakai untuk menempelkan benangsari. Pasalnya, ukuran benangsari sangat kecil dan ringan sehingga gampang terbawa angin.
  4. Penyerbukan berhasil ditandai dengan membengkaknya pangkal putik, tanda terbentuk buah. Buah berbentuk seperti kapsul dan tersusun membentuk dompolan. Bila buah mulai tua, berwarna cokelat, harus segera dipetik. Pengambilan buah sebaiknya pagi hari karena biji kering akan terpelanting jika terkena matahari.
  5. Simpan biji-biji hingga kering dalam rak-rak yang diberi nomor. Dalam 1 buah biasanya terdapat 2 sampai 4 biji. Setelah kering letakkan biji di media persemaian berupa campuran sekam bakar dan pasir. Untuk pot berdiameter 15 cm taburi 20 sampai 30 biji agar populasi tidak terlalu padat. Kang memanfaatkan wadah plastik tertutup sebagai pot.
  6. Siram tanaman dengan air yang sudah dicampur anticendawan. Tempatkan pot di lokasi teduh dengan intensitas cahaya 70 sampai 80%. Saat pertumbuhan tanaman, cukup diberi pupuk penguat akar. Bibit setinggi 5 sampai 7 cm pindahkan ke pot yang lebih besar dan tanaman bisa dikeluarkan dari ruang karantina. Untuk memacu pertumbuhan bisa digunakan pupuk kandang. Pupuk kimia juga bisa diberikan asal jangan terlalu pekat. Toh, tanpa pupuk pun tanaman itu selalu mengeluarkan bunga. Tanaman mulai berbunga pada umur 6-8 bulan.