Dari Madagaskar Bertabur Bunga

  • 2 min read

Sang tamu diajak naik ke dak lantai tiga rumahnya. Ketakjubannya sulit dibendung begitu melihat hamparan euphorbia semarak bunga. Begitulah banyak orang yang terkesima melihat penampilan euphorbia koleksi Soeroso. Hobiis di Pondok Indah, Jakarta Selatan, itu mempunyai teknik membungakan sukulen berbunga elok. Pria 60 tahun itu berhasil membuat euphorbianya memiliki 72 dompol bunga. Padahal biasanya euphorbia hanya menghasilkan 54 dompol saja. Untuk menyemarakkan bunga tanaman asal Madagaskar itu perlu panas yang cukup. Panas matahari membuat tanaman tak berhenti berbunga. Pernyataan itu diamini Asep—pedagang euphorbia di bilangan Bumi Serpong Damai.

Tumbuh sempurna sebelum dibungakan

[caption id=“attachment_7923” align=“alignleft” width=“227”]bunga euphorbia Bunga menyeruak lebat[/caption] Hal utama yang dilakukan Soeroso adalah membiarkan euphorbia koleksinya tumbuh sempurna sebelum dibungakan. Untuk itu ia rela tidak menikmati bunga sekian lama. Setiap bunga muncul segera dipotes. Pemangkasan itu merangsang daun dan batang tumbuh pesat. Si bandel itu kemudian memunculkan bunga kembali. Namun, Soeroso kembali memotes. Demikian seterusnya sampai tercipta sosok yang diinginkan. Bila tajuk telah rimbun, baru bunga dibiarkan tumbuh. Dalam tempo 2 minggu bunga memenuhi seluruh tajuk. Teknik lain untuk memperlebat tanaman dengan memotong seluruh cabang yang kemudian ditancapkan di sekelilingnya. Setek itu akan tumbuh dan memperlebat tanaman. Lain halnya yang dilakukan Asep. Ia memberikan pupuk cair Growmore komposisi 20:20:20. Untuk merangsang pembungaan selama masa pertumbuhan diberi pupuk NPK, dengan kandungan P 40%. Penyemprotan pupuk rutin ia lakukan seminggu satu kali. Pagi hari sebelum matahari terbit ia telah beranjak untuk memupuk euphorbianya.

Faktor Panas dan media tanam

Kunci lain agar euphorbia berbunga semarak yaitu menempatkannya di tempat terbuka. Soeroso menempatkan tanaman di dak lantai tiga. Selain menerima sinar matahari penuh tiupan angin membuat kelembapan rendah. “Kalau kurang panas tanaman akan lemas,” ujar Soeroso. Kala musim penghujan tiba, pemeliharaan diintensifkan. Hujan lebat dapat membuat bunga menjadi tipis dan kering. Sedangkan kondisi angin yang kencang menyebabkan daun mengecil, untuk itu naungan diperlukan. Usai hujan Soeroso segera menggoyang tanaman untuk menghilangkan titik-titik air di sela daun dan bunga. Cuaca terkait dengan media yang digunakan. Cuaca dingin seperti daerah puncak, diperlukan sekam segar lebih banyak untuk menaikkan suhu media. Daerah panas seperti Jakarta digunakan media cocopeat yang tidak dikukus, sekam bakar, dan tanah bakar. Saat penanaman tambahkan pasir malang agar lebih porous dengan komposisi 30% dari keseluruhan media. Pemupukan setiap 6 bulan sekali. Tambahkan multivitamin, Vitabloom, dan Dekastar sebagai suplemen. Untuk menyuburkan daun Soeroso menggunakan minyak ikan, hasilnya warna daun hijau kebiruan dan tidak pucat. Kondisi daun demikian membuat euphorbia makin indah.