Durian Tong Medaye Si Raja Buah Unggulan Dari Tanah Mataram

  • 3 min read

Suatu hari, pada 1800-an, di luar kompleks Istana Narmada, Kerajaan Karangasem Sasak. Raja Anak Agung Gde Ngurah Karangasem menanam 20 biji Durian Tong Medaye hasil perburuan ke India Selatan. Batang-batang Durio zibethinus berjejer rapi dengan jarak tanam 12mxl2 m. Kini setelah lebih dari 110 tahun, kelezatan Durian Tong Medaye salah satu durian terbaik masih bisa dinikmati oleh anak cucu dan rakyat sang raja. Rakyat Pulau Lombok beruntung. Satu dari 20 pohon Durian Tong Medaye yang ditanam sang raja menjadi durian istimewa. “Rasanya manis, pulen, dan legit. Daging buahnya juga halus, hampir tidak berserat,” kata Ir Achmad Sarjana, kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH), Nusa Tenggara Barat. Daging buah tebal, berwarna kuning dan beraroma lembut.

Cita Rasa Dan Kelezatan Durian Tong Medaye

Lantaran rasanya paling enak dibanding durian dari pohon lain, ia dinamakan Durian Tong Medaye. Sebutan itu diambil dari bahasa Sasak, yang berarti tidak diragukan lagi rasa dan keunggulannya. Penampilan Durian Tong Medaye pun menarik. Warna kulit cokelat kehijauan. Bentuk buah bulat agak lonjong, panjang 24 cm dan diameter 19 cm. Duri yang menyelimuti kulit buah jarang dan berbentuk kerucut. Tak hanya Sarjana yang kagum terhadap tong medaye. Dr Ir Moh Reza Tirtawinata, MS, direktur Taman Wisata Mekarsari (TWM) Cileungsi, Bogor, pun sependapat. “Itu durian luar biasa. Ia pilihan raja,” katanya. Sebetulnya ke-20 pohon itu menghasilkan buah lezat. Tong medaye menjadi luar biasa karena ia terbaik di antara yang baik. [caption id=“attachment_13940” align=“aligncenter” width=“1514”]buah durian tong medaye yang matang di pohon Durian Legit[/caption]

Ketagihan Durian Tong Medaye

Sampai saat ini, Durian Tong Medaye masih bisa dinikmati masyarakat setempat atau pelancong yang datang ke Istana Narmada. Durio zibethinus itu memang tumbuh di Taman Narmada, sebuah taman di luar kompleks istana. Letaknya 11 km dari kota Mataram ke arah timur. Bila konsumen sudah mencicipi tong medaye, pasti ketagihan. Tak heran, panen berikutnya mereka rela antre untuk mendapatkannya. Lantaran Durian Tong Medaye dan durian lain berumur di atas 100 tahun, sosoknya meraksasa. “Batang utamanya sangat besar, butuh 3 orang dewasa untuk memeluknya,” kata Reza yang berkunjung ke sana pada Agusutus. Tinggi pohon asal biji itu mencapai 20 sampai 30 m. Pada masa itu perbanyakan dengan okulasi, cangkok, dan sambung pucuk belum dikenal. Setiap pohon mempunyai bentuk tajuk dan percabangan meninggi.

Ciri Ciri Fisik Pohon Durian Tong Medaye

Pohon induk Durian Tong Medaye tampak menonjol. Ia paling tinggi, 30 m dengan lebar tajuk 20 m. Kedudukan percabangan rapat dan membentuk tajuk seperti piramida terbalik. Bentuk batang bulat, berwarna cokelat keabuan. Daun berwarna hijau muda dengan permukaan bawah kecokelatan. Dengan tajuk lebar dan banyak percabangan tak heran setiap musim dipanen 900 sampai 1.000 buah. Meski tua, tanaman terlihat sehat. “Belum pernah ada durian setua itu dengan kondisi sehat. Lazimnya durian tua di Indonesia sudah tidak produktif karena batang keropos diserang rayap,” kata Reza.Pohon Durian Tong Medaye itu tumbuh subur lantaran anak cucu sang raja hingga kini tetap merawatnya. Kebun durian seluas 3.000 m2 itu dimiliki oleh keluarga dan kerabat Raja Anak Agung Gde Ngurah Karangasem dengan mengusung nama Yayasan Pura Krama. Melihat potensi kebun Durian Tong Medaye itu, pada 1996 tim peneliti dari BPSB-TPH berjumlah 8 orang melakukan penelitian selama 5 tahun. Salah satu kerja tim itu ialah mengidentifikasi durian paling unggul, baik dari segi rasa maupun kestabilan produksi. Jerih payah mereka tidak sia-sia. Pada pertengahan 2003, lewat keputusan Menteri Pertanian RI, tong medaye dinobatkan sebagai varietas unggul nasional yang layak dikembangkan. Durian pilihan raja itu pun mengikuti jejak tamalatea dan lalong, 2 varietas unggul yang sebelumnya dilepas. (Mitra)