Khasiat Buah Makasar untuk Pengobatan Kanker Hati

  • 4 min read

Senyum mengembang di bibirnya. Derita kanker hati itu menjadi kenangan lama yang hanya bisa diceritakan pada putra-putrinya agar tabah dalam menjalani hidup. Itu kejadian 34 tahun silam yang sulit terhapus dari ingatan kelahiran Jakarta 1 April 1947. Kini, di usianya yang mencapai 58 tahun ia tampak masih segar bugar. Menurut Prof Dr Yusuf, pengobat di Sukabumi, Jawa Barat, Brucea javanica mampu mengikis sel kanker. Yadanzi namanya di Cina mengandung brusatol, oleic acidum, brucamarine, brucealin, stearine acid, brucenol, dan yatanoside. Yang bertugas mengikis sel kanker adalah oleic acidum dah yatanoside. (baca: Buah Makasar: Di Sini Ditebang, di Cina Obat Kanker). Menurut Broto Sudibyo, pengobat di Yogyakarta, tanaman itu biasanya dipakai sebagai obat disentri dan malaria. Itu karena mengandung antiinflamasi. Buah makasar bagaikan obat dewa dari langit. Betapa tidak, bagi Sri sebelum memperoleh buah itu, penderitaan panjang mendera tubuh selama setahun. Semua itu bermula pada 1971. Waktu itu ia tergolek lemah di rumah sakit. Rasa nyeri terasa di sekujur tubuh. Lemah, mual, muntah, demam, dan sakit di persendian. Kulit berangsur-angsur menguning. Di bagian kanan perut terasa sakit tak terperikan. Itulah penderitaannya. Setiap hari Sri yang sedang hamil 5 bulan itu hanya menyantap bubur tanpa bumbu, garam pun tidak. Lauknya telur rebus yang diberi kecap. Ibu 5 anak itu harus dipapah jika mau ke kamar mandi. Kursi roda dipakai hanya kalau pergi ke luar kamar.

Kanker hati

[caption id=“attachment_7725” align=“alignleft” width=“256”]j Sri Harjati j Sri Harjati, sudah terbebas dari kanker hati[/caption] Empat bulan berlalu dalam kondisi lemah sampai akhirnya sang jabang bayi keluar. Untunglah bayi perempuan berbobot 3,3 kg itu lahir dalam kondisi sehat walafiat. Namun, 2 minggu berselang kondisi Sri memburuk. Sekujur kulit kuning kehijauan akibat limpa bocor. Karena minimnya peralatan di rumah sakit, ia dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat (RSCM). Setelah melalui pemeriksaan klinis USG dan CT Scan Sri divonis kanker hati. Menurut Dr Setiawan Dalimartha penyakit itu muncul karena ada jaringan parut dan kerusakan sel hati. Akibatnya sirkulasi darah dan saluran empedu kacau. Aliran darah ke hati dan yang ada dalam hati tersumbat. Jadi, tekanan darah di pembuluh darah balik meningkat. Mata dan kulit penderita kekuningan serta urine mirip air teh. Sejak saat itu, ia berkunjung ke rumah sakit setiap 2 minggu sekali. Toh, kondisi fisik Sri tidak ada perubahan, malah semakin menurun. Kaki dan badan bengkak akibat selang infus yang sering dibuka-pasang. Puncaknya, ketika dilakukan pemeriksaan patologi untuk melihat perubahan struktur sel. “Rasanya sakit sekali ketika operasi jaringan di hati. Hati sakit kok diambil,” ujarnya.

Resep kakek

[caption id=“attachment_7726” align=“alignright” width=“291”]rebusan buah makasar rebusan buah makasar Brucea javanica[/caption] Beberapa hari setelah operasi, Sri malah diperbolehkan pulang. Namun, itu bukan kabar gembira karena dokter ahli di RSCM mengatakan, “Manusia itu harus kembali ke khaliknya. Ibu harus pasrah.” Sri bebas makan apa saja. Cuma dokter berpesan bila nanti buang air, fesesnya berwarna hitam, itu pertanda kematian mendekat. Sebab, sistem pencernaan tidak berfungsi. Ucapan dokter itu mengendurkan semangat hidup Sri yang sudah berjuang selama setahun. “Saya sudah putus asa,” ucap Sri. Ia hanya bisa berkata lirih, “Ya Allah, berikan kesempatan untuk bisa merawat anak-anak.” Selama 3 bulan Sri tidak mendapat pengobatan sama sekali. Baginya, minum obat juga percuma, toh ajal terasa mendekat. Melihat kondisi seperti itu, Tjipto Pringgondani, sang suami tak henti-hentinya memberikan semangat. Dalam suasana putus harapan itu, Ki Selo, kakek Tjipto di Yogyakarta mengirim surat beserta satu ramuan obat. Isinya sesendok teh buah makasar yang harus direbus dengan 2 liter air sampai tersisa 0,5 liter. Ramuan lain, 0,5 ons meniran, 2 ons temulawak, satu rimpang kencur, 5 ons bidara upas, 1 sendok makan adas pulawaras, dan sesendok makan serbuk leunca dimasukkan ke rebusan buah makasar. Rebusan diminum pada pagi dan sore. “Ramuan harus habis sehari,” ujar Tjipto yang menemani mitrausahatani. Hasilnya sungguh luar biasa. Tiga bulan berselang, kesehatan Sri berangsur-angsur pulih. “Yang semula duduk di kursi roda, saya sudah bisa jalan meski harus memegang dinding,” ujarnya. Kondisi tubuh benar-benar pulih setelah 2 tahun minum ramuan sang kakek. Bahkan, ia hamil lagi. Kini, senyum selalu mengembang di bibirnya. Derita 34 tahun silam tinggal kenangan yang menggiriskan.