Musuh-musuh Besar Adenium

  • 3 min read

Kejadian itu kerap Chandra Gunawan alami saat musim hujan tiba. Tak hanya daun, bunga pun diserang. Kuncup sebesar kelereng kerap jadi targetnya. Bunga menjadi hitam dan rontok. Tanpa pikir panjang, pemilik Godongijo Nurseri itu membawa sampel tanaman terserang ke klinik tanaman hias di Institut Pertanian Bogor. Setelah diperiksa selama 2 minggu ditemukan penyebab serangan itu cendawan Dothiorella. Saat musim hujan cendawan itu memang merajalela. Kelembapan lingkungan tinggi cocok jadi habitatnya. Agar serangan tak mengganas, pangkas bagian terserang sepanjang 1 cm di bawah batas gejala. Sebelumnya, celupkan pisau yang dipakai ke dalam chlorox 2,5% selama 5 detik agar steril. Untuk menghindari penyebaran ke tanaman lain, penyiraman sebaiknya dilakukan dengan sistem leb. Percikan air siraman kerap menjadi mediator perpindahan cendawan. Jika serangan parah gunakan fungisida yang mengandung bahan aktif benomyl, chlorotolanil, atau vinclozalin. Bahan aktif yang digunakan digilir agar cendawan tidak kebal.

Faktor Sanitasi kurang

[caption id=“attachment_7708” align=“alignleft” width=“284”]spot putih Daun menguning akibat defisiensi hara[/caption] Musuh besar lain adalah spot-spot putih pada daun. Mula-mula hanya berupa bintik kecil pada daun, semakin lama semakin besar. Jika tidak ditanggulangi, daun akan menguning, kering dan akhirnya rontok. Bercak putik juga bisa muncul di batang. Itu tandanya cendawan sudah menyerang. Semua stadia umur adenium bisa terkena. Menurut Handri Chuhairy dari Han Nursery, pemicunya ialah kekurangan sinar matahari, aerasi udara terhambat, atau sanitasi kurang. Untuk mengatasi semprotkan fungisida seperti Benlate, Dithane M45, atau Ridomil dengan dosis 1 ml per liter air. Sebelum disemprot, sikat bagian batang yang terserang dengan detergen. Untuk pencegahan paling efektif dengan menjaga sanitasi kebun. Laba-laba atau tungau juga musuh serius adenium. Tungau mengisap cairan tanaman hingga mati. Gejala awal, muncul lubang-lubang kecil di daun. Lama-kelamaan gugur dan pucuk batang mengering. Jika tanaman terserang gunakan akarisida seperti Kelthane atau Omite. Gunakan dosis sesuai petunjuk di kemasan. Frekuensi penyemprotan 2 sampai 4 kali seminggu. Untuk mencegah semprotkan akarisida sebulan sekali. Lakukan pergiliran bahan kimia agar tidak terjadi kekebalan.

Serang batang

[caption id=“attachment_7709” align=“alignright” width=“328”]batang membusuk Bakteri menyebabkan batang membusuk[/caption] Keindahan bonggol dan batang juga bisa berkurang jika diganggu oleh bakteri atau nematoda. Bakteri membuat batang berubah warna. Pada awal serangan batang akan berwarna kekuningan, lama kelamaan menjadi cokelat tua dan membusuk. Jika telanjur terjadi, lebih baik pucuk dipotong, lalu disambung ke batang lain yang sehat. Hampir mirip dengan bakteri, nematoda juga menyebabkan kerusakan batang. Bedanya pengganggu yang satu ini menyerang dari bagian dalam. Sepintas batang terlihat sehat, tapi jika dipegang terasa lunak. Kulit batang mengeriput karena jaringan tanaman diserang. Nematoda pertama kali menyerang bagian akar. Di bagian atas, daun menguning dan gugur. Gunakan insektisida atau nematisida berbentuk butiran seperti Furadan 3G untuk pencegahan. Jika akar sudah terserang, buang semua akar serabut dan bagian yang membusuk. Rendam akar hingga pangkal akar selama 1/2 jam di larutan nematisida. Lalu angkat dan angin-anginkan dengan cara digantung. Satu hingga dua minggu kemudian, tanam di media baru. Jika serangan di pangkal batang sudah parah, potong pucuknya untuk disambung lagi ke batang baru. Selain hama penyakit, teledor dalam merawat membuat adenium tidak prima. Jika pertumbuhan lambat, daun mudah rontok, atau bunga tidak sempurna mungkin adenium Anda menderita defisiensi hara. Biasanya karena media tanam lama tidak diganti atau pH media terlalu asam. Akibatnya penyerapan hara terganggu. Karena itu ganti media tanam setiap 6 bulan sekali.